Aku
adalah orang yang hidup di samping kegelapan. Tidak ada cahaya yang terang dan
pasti untuk menyinari dalam hidupku. Namun, tidak ada juga kegelapan dalam
hidupku untuk membuatku tersesat. Aku tidak mempunyai kebimbangan dalam hidupku.
Karena, dalam kamus perjalanan hidupku hanya ada tujuan yang harus ku capai.
Banyak tujuan yang harus ku selesaikan, agar tujuan lain yang sedang menunggu
tidak menjadi beban yang berat dalam hidupku.
Saat
ini, aku sedang menjalani salah satu misi dari ribuan tujuan hidupku. Ku
goreskan tinta pada kisah seorang gadis kecil yang berarti untukku. Dia adalah
satu dari ribuan bintang yang sangat aku sayangi. Aku tidak mempunyai banyak
alasan untuk dirinya. Tapi ada satu alasan yang dia pun tidak mengetahuinya,
yaitu kebahagiaannya. Bagiku tidak terlalu penting, untuk menjalani hidup
bersamanya. Karena, kebahagiaannyalah yang membuatku merasa benar-benar hidup
di sampingnya. Aku akan membantu setiap apa yang dia lakukan, untuk mewujudkan
kebahagiaanya. Tidak ada alasan untukku bersedih. Karena, setiap apa yang
membuatnya bahagia adalah harga mati untukku. Aku akan sabar menuntun dan
membimbingnya untuk mencapai kebahagiaan yang dia inginkan.
Bagiku
dia adalah masa depan yang cerah untukku. Namun, tidak baginya. Karena dia
mempunyai rencana sendiri untuk meraih masa depannya. Ini yang membuatku merasa
sedih dan mengganggu ketenanganku. Dia tersesat dan berhenti ditengah jalan
dalam menemukan kebahagiaan yang dia cari. Dia menangis dan bersedih tiada
henti, sampai-sampai dia menutupi kesedihanya dengan senyum kecilnya. Dia
berkata padaku “ aku masih mencintainya, dan aku ingin mengulang kebahagiaan
yang dulu pernah aku jalin bersamanya”. Aku pun hanya bisa menenangkanya dengan
kata-kata “ jika kamu benar-benar mencintainya, kejar dan perjuangkan. Karena
cinta itu perlu untuk diperjuangkan”. Namun, dia seperti sudah kehilangan
harapannya. Rasa lelah dan bimbang sudah menyelimuti hatinya, setelah sekian
lama menunggu. Cahaya yang dulu sering menyinari hidupnya, kini telah tertutup
oleh mendung hitam kenangannya. Saat ini yang mampu aku lakukan hanyalah
membuatnya yakin dengan pilihannya. “ tidak ada kebahagiaan di dunia ini yang
tidak nyata, dan kamu harus ingat. Tidak ada kemudahan untuk mencapai
kebahagiaan”. Dia pun lalu tersenyum kecil, meskipun aku tidak tahu persis dia
tersenyum atau tidak. Aku berharap dengan apa yang telah aku lakukan ini,
setidaknya bisa mengurangi beban yang dia rasakan selama ini.
Aku
belum siap untuk kehilangan dia. Maksudnya, aku tidak akan pergi sebelum
kebahagiaanya telah benar-benar tercapai. Tidak akan pernah ku melepaskan orang
yang sangat aku sayangi, selagi dia masih merenungi kegelapan dalam
kenangannya. Dengan hubungan yang sebatas seorang kakak dan adik, bagiku itu
lebih dari cukup untuk merasakan sedikit kebahagiaan bersama dia. Memang tidak
banyak yang bisa aku lakukan untuk dirinya. Setiap malam sebelum dia tidur,
tidak jarang ku berikan motivasi untuknya. Saat pagi mulai membuka matanya,
terkadang kuberikan motivasi juga untuk mengawali harinya agar lebih tenang.
Ada satu kebahagiaan yang dapat aku pastikan dan dapat aku rasakan. Kebahagiaan
itu ialah, saat aku bertemu langsung dengan dirinya. Senyum kecil dari bibir
tipisnya menyapaku dengan pasti, dan bisa ku lihat wajah lembutnya yang tidak
sedikit pun terbebani kenanganya.
Aku
percaya, setiap perbuatan yang kita lakukan pasti akan berdampak pada kehidupan
yang akan datang. Tidak ada yang sia-sia di dunia ini, sekecil apapun itu. Aku
sering memanggilnya dengan sebutan si kecil. Dia lebih berarti dari apa yang
aku miliki saat ini. Aku sangat berharap, jika semua ini cepat berakhir dengan
kebahagiaan yang sudah digenggamnya. Tak akan ku relakan mata ini melihat air
matanya, yang habis terurai turun perlahan dan membasahi pipinya. Setiap malam
yang terlewati, menjadi saksi bisu atas do’aku untuk mendoakan kebahagiannya. Aku
ingin senyum manisnya di kembalikan, agar hari-harinya terhiasi oleh
kegembiraan.
Sampai
saat ini aku belum memikirkan, apa yang akan aku lakukan setelah dia berhasil
mengambil kebahagiaannya lagi. Haruskan aku pergi menghilang, ataukah bersikap
seperti biasanya. Aku tak mau mengubah apa yang kurasakan selama ini dengan
apapun. Biarkanlah rasa ini menjadi sebuah dongeng dalam hidupku. Jika memang
semua ini harus berakhir, biarkanlah. Karena semua ini adalah tujuanku, dan aku
akan sangat senang merayakannya. Aku bangga selama ini telah dia anggap sebagai
kakanya. Karena dengan seperti itu, aku bisa lebih dekat dengan dirinya. Aku
sangat berterima kasih telah diberi kesempatan untuk mengisi sedikit dari kisah
hidupnya. “Aku tidak akan pergi lebih jauh dari nafasmu, dan aku tidak akan
mendekat lebih dekat dari nadimu. Aku akan selalu ada saat kau membutuhkanku
suatu saat nanti”. Jika aku masih mempunyai kesempatan, mungkin itu yang akan
ku bisikan di telinganya. Semoga saja kesempatan itu tidak akan pernah ada.