Aku bukanlah orang yang berarti dalam
hidupmu. Aku hanyalah orang yang ingin merasakan sedikit kebahagiaan yang ku
raih bersamamu. Hampir setiap hari, aku selalu berusaha agar membuatmu selalu
tersenyum. Tapi apa, semua itu hanya kau balas dengan keindahan yang tak pernah
ku harapkan. Mungkinkah kegagalan yang selama ini aku takutkan, sedang
menungguku didepan sana. Aku tak tau lagi, jalan mana yang harus ku tempuh
untuk melewati semua ini.
Saat
ini, kekecewaan lah yang selalu setia menemaniku duduk meratapi kesedihan ini.
Mungkin aku terlalu bodoh untuk menafsirkan luka indah yang kau buat. Kanvas
putih yang kau lukis dengan rasa perih itu, akan ku simpan dalam kisah kelam
ini. Karena tak ada lagi kata yang bisa untuk membuatmu sadar, untuk setiap
rasa yang kuberikan untukmu. Aku sadar, aku bukanlah orang yang kau harapkan.
Tapi, apakah kamu akan terus menutup matamu untuk semua ini. Tidak sadarkah,
jika aku yang selalu mengusap air matamu saat kau mencoba mengenangnya kembali
dalam hidupmu. Apa kamu tidak pernah memikirkan perasaanku, yang tiada henti
terus mengharap akan terbukanya hatimu. Seberapa berartinya dia, hingga
membuatmu terus menerus membersihkan tempat indah dalam hatimu yang pernah di
tempatinya. Tak adakah tempat lagi, untuk coba ku isi dengan semua rasaku.
Karena aku tidak mempunyai banyak waktu, untuk menunggu semua ini.
Jika
memang dirimu tidak bisa memberikan rasamu untukku, beri aku satu alasan untuk
meninggalkan semua ini. Aku tak akan pernah menyalahkanmu, jadi aku mohon
sadarkan aku secara perlahan. Aku mampu merasakan apa yang kau rasakan saat
bersamaku. Rasa yang ada dalam hatimu, masih begitu besar. Tapi sayang, semua
itu bukanlah untukku. Masa lalu yang enggan meninggalkanmu, masih hidup nyaman
dalam buaian hatimu yang paling dalam. Jika aku harus memaksakan semua ini,
pasti akhirnya akan membuat luka yang baru. Mungkin, lebih baik aku kembali
seperti awal. Dengan tidak mengenalmu, dan hidup seperti biasannya. Namun, aku
tak sanggup untuk membohongi diriku sendiri. Kamu terlalu indah untuk ku
lupakan. Tapi, jika terus menerus seperti ini, akulah yang akan lebih hancur
dari sebelumnya. Aku dan kamu, mungkin tak akan pernah menjadi kita. Jadi, aku
mohon kabulkan permintaanku ini, sebelum aku benar-benar pergi meninggalkanmu.
Selama ini, akulah yang selalu membuat semuannya berarti. Sekarang, giliranmu
untuk membuat semuannya lebih berarti. Bantu aku melupakanmu, dan hapuskan
semua rasa indah dalam hidupku. Mungkin, hanya dengan cara ini semuanya akan
cepat berakhir.